Kamis, 04 Desember 2008

Dari sabang sampai ke jeneponto

FORPAMA (Forum Panti Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah) berdiri tahun 2000 sebelum Muktamar PP Muhammadiyah di Jakarta. Forum Panti ini didirikan oleh Panti Muhammadiyah-Aisyiyah melalui pertemuan nasional di Pusdiklat Depsos Margaguna Jakarta, terpilih sebagai Ketua Bapak Mulyanto (Almarhum) Kepala Panti Asuhan Siti Khadijah Qubra Pasar Minggu.

Pada saat itu ketua Majelis PKS (Pembina Kesejahteraan Sosial) PP Muhammadiyah adalah Bapak Chusnan Yusuf, yang sekaligus pada saat itu adalah Kepala Pusdiklat Depsos Margaguna dan Terakhir menjabar sebagai Kepala Balitbang Depsos, setingkat Dirjen atau eselon I. Saat ini beliau menjadi tenaga widyaswara di Pusdiklat Depsos Margaguna.

Karena kesibukan dan keterbatasan ruang gerak pengurus yang berasal dari berbagai daerah, Bandung, Yogyakarta, Makasar dan sebagian dari sumatera, Forum Panti tidak bisa mengkonsolidasikan pengurusnya dan melakukan pembinaan dan koordinasi antar panti.

Pada Rakernas MKKM di Solo tahun 2006 dan lokakarya bidang kesejahteraan sosial di Bandung, merekomendasikan untuk mengaktifkan kembali forum panti dengan kepengurusan baru.

Bulan September 2007, dikeluarkan SK Kepengurusan FORPAMA oleh MKKM PP Muhammadiyah. Terhitung sejak itu, forpama melakukan konsolidasi dalam kepengurusan dan menggagas dilaksanakannya Rakernas Panti Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah se-Indonesia.

Rakernas di adakan bulan Pebruari di LPMP Pasar Minggu Jakarta yang dihadiri lebih kurang 300 panti Muhammadiyah-Aisyiyah se Indonesia. Pembicara yang sempat hadir adalah Mendiknas, Mensos, Dirjen PNFI Depdiknas, Dirjen DIKTI (Selaku Pembina), Dirjen Rehabilitasi dan pelayanan sosial Depsos (Selaku Pembina) dan banyak nara sumber dari pemerintahan, akademisi, praktisi pekerjaan sosial, dan bidang terkait dengan pengembangan panti.

Rakernas menghasilkan beberapa rekomendasi :
1. Pendataan ulang dan pembuatan data base panti sosial Muhammadiyah-Aisyiyah
2. Standarisasi dan akreditasi panti
3. Pengembangan panti mandiri dan berbasis kewirausahaan
4. Dan lain-lain

Berangkat dari hasil rakernas tersebut, Forpama mengandeng Depsos dan Save The Children untuk membangun data base panti asuhan Muhammadiyah-Aisyiyah. Kerjasama ini dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung bulan Oktober sd. Desember 2008.

Untuk 8 Provinsi yang termasuk kategori provinsi yang jumlah pantinya besar, yaitu : NAD, Sumbar, DKI Jakarta, Jabar, Jatim, DIY, Jateng, Jatim dan Sulsel, dikirim petugas lapangan untuk datang ke panti. Panti di luar 8 provinsi tersebut di data melalui pengiriman kuisioner.

Petugas lapangan dilatih selama 5 hari di Jakarta, tanggal 16 sd. 20 Oktober 2008 di P4TK Bahasa Depsinas di Jagakarsa Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Setelah petugas ke lapangan, dilakukan supervisi oleh pengelola program untuk memastikan bahwa pekerjaan petugas sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam kunjungan mulai dari Nad (termasuk sabang) sampai ke Sulsel (termasuk Jeneponto), kami menyadari bahwa kondisi Panti Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah sangat beragam.

Jika kita beri rangking, ada yang ekstrim mendapat nilai 10, namun ada yang hampir mendekati nilai terendah angka 1. Penilaian ini dapat dilihat dari aspek fisik, SDM, manajemen, pembiayaan, program, pengasuhan, dll.

Yang paling penting buat Muhammadiyah dan Aisyiyah, jangan sampai karena kelemahan dan kurang perhatian dari persyarikatan, ada anak yang mengalami tindak kekerasan, penelantaran, eksploitasi, pelecehan seksual, dan tidakan lainnya yang dapat merugikan atau menggangu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Jika ini terjadi, Muhammadiyah sebagi organisasi pemiliki panti turut bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi di panti. Demikian sebaliknya, keberhasilan panti juga akan menjadi citra yang baik bagi persyarikatan yang kita cintai ini.

Mari kita semua Muhammadiyah, ortom (Aisyiyah, Tapak Suci, Hizbul Wathan, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, IMM, IPM), amal usaha, warga Muhammadiyah ikut memberikan perhatian serius pada pengembangan panti Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

Fakta yang mencengangkan, ketika serah terima forpama dari MKKM tahun 2007, tercatat ada 160 panti se-Indonesia, ketika dilakukan pendataan, tahun 2008 didapatkan 351 panti, ada peningkatan sekitar 110 %, bahkan menurut penuturan sekretaris PP Muhammadiyah, Bapak Goodwill Zubir, ada sekitar 700 panti Muhammadiyah-Aisyiyah Se Indonesia.

Jika ini benar, terasa betapa lemahnya sistem data base Muhammadiyah. Kita mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Depsos dan Save The Children yang sudah memberikan bantuan kepada Muhammadiyah untuk membangun data base panti asuhan Muhammadiyah-Aisyiyah se Indonesia.

Mari selamatkan Anak-anak Indonesia
KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dan pahlawan nasional akan tersenyum melihat Muhammadiyah menjadi organisasi yang aman dan nyaman buat anak-anak Indonesia.
(Catatan perjalanan kunjungan ke panti Muhammadiyah-Aisyiyah)

Jakarta, 04 Desember 2008, 22:23
Ihsan

1 komentar:

Dodi R Tanjung mengatakan...

Padiah Blog damet mah,main lo lah ka blog awak..
http://dodirtanjung.blogspot.com/
http://cwo2008.multiply.com/
wak baraja maju lo kayak urang banyak ko..he..