Kamis, 04 Desember 2008

Al Ma'un sang penyelamat

Pada sebuah pengajian di Yogyakarta, seorang jamaah bertanya pada ustadznya mengapa surat Al ma'un yang berbunyi :

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. QS. al-Ma'un (107) : 1- 7

selalu diulang-ulang dalam pengajiannya. Ustadz tersebut yang tidak lain adalah KH. Ahmad Dahlan menjawab bahwa ada pesan dalam surat tersebut yang gampang dibacakan, gampang dihapalkan dan sulit dilaksanakan, yaitu predikat mendustakan agama bagi mereka yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Pertama kita lihat makna menghardik anak yatim. Allah menegaskan bahwa anak yatim harus diberi perhatian yang lebih karena mereka tidak memiliki orang tua lengkap. (yatim disini diartikan kehilangan salah seorang orang tuanya atau keduanya). Jangan sampai karena ketidak sabaran kita menghadapi mereka (anak yatim), kita terlanjur menghardik. Sebelum itu terjadi, kita dituntut untuk memahami dengan sepenuh hati bahwa anak yatim harus dihadapi dengan sabar dan kasih sayang yang selama ini tidak didapatkan dari kedua orang tuanya.

Kemudian pertanyaannya, yang disebut pendusta agama adalah para penghardik anak yatim, berarti kalau kita tidak menghardik anak yatim, kita sudah selamat dari ancaman Allah tersebut?

Inilah pemahaman yang berkali-kali dijelaskan oleh KH. Ahmad Dahlan bahwa anak yatim itu orang tuanya semua orang dewasa yang ada di sekitarnya. Jika ada anak yatim yang dapat perlakuan tidak baik, diterlantarkan, salah urus, tidak ada yang menjamin, maka seluruh ummat islam yang berada di sekitar anak yatim tersebut termasuk pada kategori orang yang mendustakan agama.

Untuk menghindari ummat islam dari label pendusta agama, Muhammadiyah tampil dengan program santunan dan pengasuhan terhadap anak yatim. Muhammadiyah menjangkau anak yatim dan anak dari keluarga kurang mampu yang ada dalam keluarga dan masyarakat melalui program pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan dan keagamaan. Semua kegiatan ini ditujukan untuk memberikan jaminan bahwa tidak ada anak yatim yang tidak terlayani dengan baik, sehingga menjadi salah urus.

Tidak berhenti sampai disitu, untuk memberikan jaminan bahwa anak yatim tersebut dapat di monitor perkembangannya dan diasuh dengan baik karena tidak ada keluarga atau pihak yang bertanggung jawab terhadap pengasuhannya, Muhammadiyah mendirikan panti asuhan sebagai tempat pengasuhan bagi anak-anak yang tidak dapat pengasuhan dengan baik.

Begitu mulia dan dalamnya teladan yang diberikan oleh KH. Ahmad Dahlan untuk memuliakan anak yatim.

Tapi mengapa banyak orang Muhammadiyah keluar dari semangat KH. Ahmad Dahlan untuk memberikan pelayanan dan pengasuhan yang terbaik bagi anak yatim, sehingga tidak muncul kesedihan dan ratapan karena ditinggal oleh orang tuanya, karena semua orang disekitarnya menjadi pengganti orang tuanya yang telah tiada.

Mudah-mudahan Muhammadiyah tetap konsisten dengan perjuangan KH. Ahmad Dahlan dengan semangat Al ma'unnya.

(Mutiara Al ma'un)






Tidak ada komentar: